Sabtu, 10 Maret 2018

Pengertian, Penerapan, Manfaat Green Computing

Pengertian, Penerapan, Manfaat Green Computing
Green Computing
Green Computing adalah suatu cara atau metode dalam ruang lingkup penggunaan komputer dan perangkat IT untuk menghemat energi, mengurangi pemanasan global maupun pencemaran lingkungan. Dalam green computing lebih mengacu pada komputasi yang ramah lingkungan.

Tujuan dari green computing sama dengan gerakan go green yaitu mengurangi penggunaan bahan berbahaya. Dari sisi perangkat keras, perangkat komputer yang sudah memiliki sertifikasi energy star merupakan standar internasional untuk sebuah produk energi yang efisien. Dari sisi perangkat lunak yang menerapkan fungsi untuk mengendalikan penghematan sumber daya perangkat listrik. Dalam green computing cenderung lebih dilihat dari penggunanya. Dengan keahlian dan pemikiran pengguna yang bisa membuat suatu barang elektronik yang sudah tidak terpakai (bekas) dapat digunakan kembali sehingga tidak perlu membuangnya menjadi sampah.
Contoh pengaplikasian darigreen computing antara lain adalah pemilihan central processing unit (CPU) dan komputer server yang hemat energi. Secara lebih luas, green computing juga mencakup teknik produksi perangkat komputer yang efisien, hingga teknik pengelolaan limbah elektronik (e-waste) yang ideal.
Pada saat kampanye eco-friendly green computing mulai digalakkan, industri teknologi informasi dan komunikasi (information and communication technology, ICT) tercatat memiliki andil sebanyak 3% dari total konsumsi energi dunia. Laju peningkatan konsumsi energi oleh industri ICT yang mencapai 20% per tahun diprediksi akan menggandakan tingkat konsumsi energi total dunia pada tahun 2030 nanti.
Hal inilah yang mendorong ditanamkannya aspek-aspek green computing mulai dari tahap desain, pengembangan, implementasi, utilisasi, hingga pembuangan elemen-elemen infrastruktur teknologi informasi secara efektif dan efisien, serta tidak membawa dampak buruk bagi lingkungan.
Lima kata kunci yang muncul dari beberapa definisi diatas adalah, sustainability, environmental friendly, energi efficient, resource efficient dan reduce useless work. Ternyata Green Computing tidak hanya membahas tentang energy consumption, tapi juga bagaimana kita bisa menggunakan komputer beserta berbagai tool dan kontennya dengan lebih efisien dan jelas manfaatnya.
SARAN GREEN COMPUTING
Agar dapat mengurangi dampak komputer pada lingkungan, para pengguna dapat mengubah kebiasaanya. Inilah beberapa saran Green Computing dari segi aspek technical sampai strategis, yang dapat Anda lakukan untuk membuat komputer Anda ramah lingkungan.

1.    Green Computing on Nature
§  Gunakan komputer yang memenuhi persyaratan ENERGY STAR
§  Jangan meninggalkan komputer dalam keadaan menyala sepanjang malam
§  Matikan monitor, printer, dan perangkat lainnya ketika tidak digunakan
§  Daur ulang kertas
§  Daur ulang cartridge tinta
§  Daur ulang komputer dan printer yang sudah tua
§  Lakukan telecommuting (jangan buang-buang bahar bakar)
2.    Green Computing on PC
§  Laptop hanya memerlukan 10% energi yang digunakan Desktop. Flat screen hanya menggunakan 30% energi yang digunakan oleh Monitor CRT.
§  Coba upgrade RAM, sebelum memutuskan ganti komputer. Komputer lambat bisa karena kotornya registry atau ada background services yang berjalan padahal sebenarnya tidak kita perlukan. Cek dan matikan services yang sedang berjalan padahal tidak perlu itu. Misalnya untuk Windows jalankan Start > Run > type “msconfig”.
§  Menggunakan PC dan printer dengan merk dan jenis sama memudahkan kanibalisme dan proses recycle.
§  Matikan komputer ketika tidak digunakan (malam hari). Mematikan komputer akan mengurangi umur komputer adalah mitos yang salah.
§  Screen saver is not energy saver. Pilih matikan monitor daripada menggunakan screen saver.
§  Pilih virtualisasi daripada pembelian hardware baru (hemat 70% energi).
§  Pilih peripheral berlogo energy star.
§  Catat bahwa mode power menentukan prosentase hemat energi (Sleep mode – hemat 70% energi, Standby mode – hemat 90% energi, Hibernate mode – hemat 98% energi).
§  Jangan cepat membuang PC, lakukan recycle atau donasi ke pihak lain apabila sudah tidak digunakan.
3.    Green Computing on Laptop
§  Gunakan power saving setting
§  Kurangi penggunaan backlight
§  Atur layar dan harddisk sleep/off setelah beberapa menit tanpa penggunaan
§  Matikan bluetooth dan wifi ketika tidak digunakan
§  Lepas kartu MMC, SD, USB Flash apabila tidak digunakan
§  Kecilkan volume suara dan kontras layar
§  Minimalisir penggunaan IrDA (infrared) atau serial communication, karena boros energi
§  Upgrade RAM sebelum ganti laptop
§  Jangan cepat membuang Laptop, lakukan recycle atau donasi ke pihak lain apabila sudah tidak digunakan
4.    Manfaat Green Computing
§  Menghemat daya dan Hemat listrik
§  Terhindar dari Krisis listrik berlanjut
§  Memperpanjang usia perangkat computer
§  Membutuhkan sedikit hardware
§  Mengurangi emisi karbondioksida
§  Penghematan kertas
§  Memelihara Lingkungan agar menjadi lebih baik
§  Ramah lingkungan

Sumber : http://adywyn.blogspot.co.id/2016/09/green-computing-green-computing-adalah.html

Selasa, 06 Maret 2018

Peranan Green IT Hadapi Global Warming

Peranan Green IT Hadapi Global Warming
Isu global warming sudah menjadi pembicaraan sehari-hari. “Go Green” menjadi trend masa kini, bagaimana mengubah produk dan jasa menjadi lebih “ramah lingkungan”. Berkaitan dengan isu pemanasan global ini, seberapa besarkah kontribusi yang diberikan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam mengurangi efek pemanasan global.
Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam kegiatan bisnis, edukasi maupun bidang-bidang lain semakin meningkat pesat. Kemajuan teknologi internet yang mudah dan murah dalam mengaksesnya juga menambah ketergantungan terhadap TIK dalam kehidupan sehari-hari.
Dibandingkan dengan sektor lainnya, memang TIK tidak terlalu banyak mengkonsumsi energi, menurut International Telecommunications Union (ITU), TIK hanya menyumbang sekitar 2-2.5% dari emisi“greenhouse gas” dunia. Namun, penggunaannya yang sangat luas dan berkembang cepat serta tingkat ketergantungan yang semakin tinggi dapat menaikkan kontribusi TIK menjadi dua kali lipat, sekitar 4% di tahun 2020.
Untuk itu, teknologi hijau ini makin gencar diterapkan oleh kalangan industri, khususnya dalam Teknologi Informasi dan Komunikasi. Hal ini bisa dilihat di beberapa industri telekomunikasi yang telah menerapkan produksi perangkat-perangkat teknologi yang ramah lingkungan, baik produk dengan tenaga dari sumber daya alam, terbuat dari bahan bebas polusi atau bisa didaur ulang, maupun produk yang hemat energi.
Baru-baru ini, Nokia tengah menguji coba ponsel bertenaga surya, namun memiliki kendala pada perangkat yang sulit untuk dihadapkan pada sinar matahari langsung dan penggunaan waktunya yang terbatas. Disisi lain, WiTricity Corp tengah mengembangkan suatu peranti yang memungkinkan mengisi daya baterai (re-charging) ponsel, games controller dan laptop dengan koneksiwirelessyang tidak membutuhkan kabel.
"WiTricity Corp bekerja untuk membuat masa depan ini satu kenyataan, mengembangkan teknologi kelistrikan wireless yang akan beroperasi aman dan efektif dalam jarak jangkauan dari centimeter hingga beberapa meter--dan akan mengirimkan listrik dari miliwatts hingga kilowatts," tulis WiTricity dalam penjelasannya di website.
Komponen berbentuk kotak hitam menyerupai bingkai foto itu bisa menyalurkan listrik tanpa kabel ke perangkat-perangkat di rumah, meski di dalam ruang berbeda, dengan jarak tertentu sesuai daya jangkau alat itu. Menurut WiTricity perangkat ini aman bagi binatang piaraan maupun manusia dan memiliki tingkat efisiensi yang cukup tinggi.
Sebelumnya, perangkat-perangkat teknologi ramah lingkungan telah dirilis oleh beberapa pengembang, sepertiRouterdualbandHemat Energi. Buatan TrendNets's ini hanya menyedot energi maksimal 70 persen dibanding router umumnya. Router ini menggunakan teknologi hemat energi berbasis terminal konsumsi energi dan menggunakan adapter energi. Perangkat ini mendapat sertifikasi "Energy Star" karena mampu mengurangi konsumsi energi hingga 30 persen.
Charger Ponsel YoGen
Salah satu perangkat ramah lingkungan yang dipamerkan di CES ini cukup unik. Untuk mengisi ulang, pengguna tinggal menarik tali untuk memutar roda, seperti memainkan yoyo. Satu menit tarikan cukup untuk mengisi ulang ponsel.
ReNu Regen merilis sistem pengisian ulang tenaga surya. Setiap charger dilengkapi panel surya 6 watt dan bisa diintegrasikan ke baterai dengan colokan USB. Charger ini juga terintegrasi dengan sebuah terminal untuk pengisi ulang iPod.
Charger Tenaga Surya Freeloader.Seperti charger tenaga matahari lainnya, Freeloader Pro bisa digunakan untuk mengisi ulang ponsel, GPS, kamera digital, camcorder, dan gadget lainnya. Perangkat ini bisa menyesuaikan diri dengan berbagai peranti berbeda yang hendak diisi ulang.Baterai litium pada charger ini butuh waktu delapan jam untuk mendapat tenaga dari panel surya. Namun baterai yang lebih besar juga tersedia, dan mampu memotong waktu pengisian menjadi tiga jam saja. Itu cukup untuk mengisi ulang sebuah iPod hingga pemakaian 28 jam atau 70 jam kekuatan standby sebuah ponsel.
Produk iWave Grass Roots. Perangkat tersebut terbuat dari bahan-bahan ramah lingkungan, seperti kayu atau bambu, serta bahan-bahan yang bisa didaur ulang, seperti plastik. Salah satu produk yang dipamerkan adalah ponsel dengan casing dari kayu.
Sumber : http://www.neraca.co.id/article/9854/peranan-green-it-hadapi-global-warming

Kamis, 01 Maret 2018

Paperless : Gaya Hidup Revolusioner Untuk Mengatasi Pemanasan Global

Paperless : Gaya Hidup Revolusioner Untuk Mengatasi Pemanasan Global
Ketika mendengar kata pemanasan global apa yang ada di benak kita? Pasti efek rumah kaca dan penyebabnya. Tapi apakah kita sadar bencana alam yang terjadi beberapa dekade terakhir disebabkan oleh pemanasan global? Pemanasan global memiliki dampak yang luar biasa. Badai dan cuaca ekstrim terjadi di beberapa negara di belahan dunia, seperti topan Haiyan di Filipina November 2013. Para ilmuwan menyimpulkan Topan Haiyan merupakan badai terkuat yang pernah terjadi dan merupakan salah satu dampak dari pemanasan global (Sasongko, 2013).
Bukan hanya itu, cuaca ekstrim juga melanda Australia dan Amerika hingga suhu di Australia mencapai puncak yaitu 460C dan suhu dingin di Amerika mencapai minus 500C. Pakar meteorologi mengatakan fenomena ini merupakan bukti perubahan iklim(Utomo, 2014).
Salah satu penyebab pemanasan global ini adalah penebangan pohon yang semakin marak. Pohon merupakan penyeimbang alam melalui proses fotosintesis yang dapat mengurangi kejenuhan udara terhadap karbon dioksida. Zat ini merupakan salah satu zat emisi yang memberikan efek rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global. Penebangan pohon ini dilakukan untuk industri diantaranya industri kertas.
Kertas terbuat dari bubur pulp yang diproses dari pohon, sehingga konsumsi kertas merupakan salah satu penyebab penggundulan hutan. Konsumsi kertas Indonesia tahun 2005 sebesar 5,6 juta ton yang jika dihitung dibutuhkan sekitar 22,4 juta meter kubik kayu untuk memproduksinya dan data ini terus meningkat dari tahun ke tahun(Aeymanusia, 2012).
Namun seiring perkembangan jaman dan teknologi yang sangat pesat melahirkan gaya hidup baru yaitu paperless.
Paperless adalah suatu usaha mengurangi pemakaian kertas (Machsum, 2013). Koran kini tersedia secara elektronik yang dengan sangat mudah diakses. Hadirnya e-book juga mengurangi konsumsi kertas selain lebih mudah dan praktis. Surat menyurat juga telah beralih ke short messege service (SMS), email atau melalui social media yang berkembang pesat beberapa tahun terakhir.
Di dunia bisnis, berkembang sistem online shop dimana transaksi dilakukan secara online. Sedangkan di dunia perbankan juga dikembangkan sistem paperless menggunakan sms dan internet banking. Transaksi jual beli saat ini juga menggunakan e-payment.
Bagaimana dengan dunia pendidikan?
Di universitas saya, Udayana, sistem paperless semakin dikembangkan. Bahan kuliah dikirim melalui email di milis sehari sebelum perkuliahan sehingga kami bisa membaca bahan kuliah melalui gadget yang kami miliki. Tugas-tugas juga dikirim secara elektronik melalui email. Pengumuman diberikan melalui website resmi kampus dan melalui email di milis setiap angkatan. Sistem pendidikan mulai didisain ramah lingkungan dengan sistem paperless.
Menurut saya, dengan berkembangnya sistem paperless, di masa depan akan muncul “tech city” atau kota yang dilengkapi kecanggihan tekologi. Di kota tersebut kertas sudah mulai ditinggalkan. Segala bentuk kegiatan dilengkapi teknologi. Tidak ada lagi kertas koran atau reklame kertas.
Transaksi dengan e-payment berkembang pesat dan perpustakaan menjadi perpustakaan digital. Segala bentuk informasi disajikan secara elektronik. Penebangan hutan untuk industri kertas dapat ditekan dan hutan menjadi lestari.
Sebagai generasi penerus bangsa, kita harus mendukung paperless menjadi gaya hidup baru yang revolusioner untuk mengatasi pemanasan global. Paperless sebagai tindakan nyata kepedulian kita terhadap pencegahan pemanasan global. Segala upaya harus dimulai dari hal yang kecil, dimulai dari diri kita sendiri dan dimulai dari sekarang.

Oleh : Nabila Zuhdy – Universitas Udayana