Isu global warming
sudah menjadi pembicaraan sehari-hari. “Go Green” menjadi trend masa kini,
bagaimana mengubah produk dan jasa menjadi lebih “ramah lingkungan”. Berkaitan
dengan isu pemanasan global ini, seberapa besarkah kontribusi yang diberikan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam mengurangi efek pemanasan
global.
Penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi (TIK) dalam kegiatan bisnis, edukasi maupun
bidang-bidang lain semakin meningkat pesat. Kemajuan teknologi internet yang
mudah dan murah dalam mengaksesnya juga menambah ketergantungan terhadap TIK
dalam kehidupan sehari-hari.
Dibandingkan dengan sektor
lainnya, memang TIK tidak terlalu banyak mengkonsumsi energi, menurut
International Telecommunications Union (ITU), TIK hanya menyumbang sekitar
2-2.5% dari emisi“greenhouse gas” dunia. Namun, penggunaannya yang sangat luas
dan berkembang cepat serta tingkat ketergantungan yang semakin tinggi dapat
menaikkan kontribusi TIK menjadi dua kali lipat, sekitar 4% di tahun 2020.
Untuk itu, teknologi hijau
ini makin gencar diterapkan oleh kalangan industri, khususnya dalam Teknologi
Informasi dan Komunikasi. Hal ini bisa dilihat di beberapa industri
telekomunikasi yang telah menerapkan produksi perangkat-perangkat teknologi
yang ramah lingkungan, baik produk dengan tenaga dari sumber daya alam, terbuat
dari bahan bebas polusi atau bisa didaur ulang, maupun produk yang hemat
energi.
Baru-baru ini, Nokia tengah
menguji coba ponsel bertenaga surya, namun memiliki kendala pada perangkat yang
sulit untuk dihadapkan pada sinar matahari langsung dan penggunaan waktunya
yang terbatas. Disisi lain, WiTricity Corp tengah mengembangkan suatu peranti
yang memungkinkan mengisi daya baterai (re-charging) ponsel, games controller
dan laptop dengan koneksiwirelessyang tidak membutuhkan kabel.
"WiTricity Corp
bekerja untuk membuat masa depan ini satu kenyataan, mengembangkan teknologi
kelistrikan wireless yang akan beroperasi aman dan efektif dalam jarak
jangkauan dari centimeter hingga beberapa meter--dan akan mengirimkan listrik
dari miliwatts hingga kilowatts," tulis WiTricity dalam penjelasannya di
website.
Komponen berbentuk kotak
hitam menyerupai bingkai foto itu bisa menyalurkan listrik tanpa kabel ke
perangkat-perangkat di rumah, meski di dalam ruang berbeda, dengan jarak
tertentu sesuai daya jangkau alat itu. Menurut WiTricity perangkat ini aman
bagi binatang piaraan maupun manusia dan memiliki tingkat efisiensi yang cukup
tinggi.
Sebelumnya,
perangkat-perangkat teknologi ramah lingkungan telah dirilis oleh beberapa
pengembang, sepertiRouterdualbandHemat Energi. Buatan TrendNets's ini hanya
menyedot energi maksimal 70 persen dibanding router umumnya. Router ini
menggunakan teknologi hemat energi berbasis terminal konsumsi energi dan
menggunakan adapter energi. Perangkat ini mendapat sertifikasi "Energy
Star" karena mampu mengurangi konsumsi energi hingga 30 persen.
Charger Ponsel YoGen
Salah satu perangkat ramah
lingkungan yang dipamerkan di CES ini cukup unik. Untuk mengisi ulang, pengguna
tinggal menarik tali untuk memutar roda, seperti memainkan yoyo. Satu menit
tarikan cukup untuk mengisi ulang ponsel.
ReNu Regen merilis sistem
pengisian ulang tenaga surya. Setiap charger dilengkapi panel surya 6 watt dan
bisa diintegrasikan ke baterai dengan colokan USB. Charger ini juga
terintegrasi dengan sebuah terminal untuk pengisi ulang iPod.
Charger Tenaga Surya
Freeloader.Seperti charger tenaga matahari lainnya, Freeloader Pro bisa
digunakan untuk mengisi ulang ponsel, GPS, kamera digital, camcorder, dan
gadget lainnya. Perangkat ini bisa menyesuaikan diri dengan berbagai peranti
berbeda yang hendak diisi ulang.Baterai litium pada charger ini butuh waktu
delapan jam untuk mendapat tenaga dari panel surya. Namun baterai yang lebih
besar juga tersedia, dan mampu memotong waktu pengisian menjadi tiga jam saja.
Itu cukup untuk mengisi ulang sebuah iPod hingga pemakaian 28 jam atau 70 jam
kekuatan standby sebuah ponsel.
Produk iWave Grass Roots.
Perangkat tersebut terbuat dari bahan-bahan ramah lingkungan, seperti kayu atau
bambu, serta bahan-bahan yang bisa didaur ulang, seperti plastik. Salah satu
produk yang dipamerkan adalah ponsel dengan casing dari kayu.
Sumber : http://www.neraca.co.id/article/9854/peranan-green-it-hadapi-global-warming
0 Comment to "Peranan Green IT Hadapi Global Warming"
Posting Komentar