Pemikiran Filosofis Ki Hadjar Dewantara
Oleh :
Achmad Falichul Hidayat, S.Kom
SMP Negeri 2 Lamongan
CGP Angkatan 9 Kab. Lamongan, Jawa Timur
Jurnal Refleksi Dwi mingguan menjadi salah satu tugas rutin Pendidikan Calon Guru Penggerak yang harus ditulis setiap dua minggu sekali. Jurnal ini mencerminkan hasil dari proses belajar yang saya alami, temukan, dan terapkan untuk mendukung peran saya sebagai seorang pendidik. Jurnal refleksi ini dianggap sebagai elemen kunci dalam pengembangan profesionalisme, karena dapat mendorong guru untuk menghubungkan teori dengan praktik, serta mengembangkan keterampilan dalam mengevaluasi suatu topik secara kritis.
Jurnal ini dibuat untuk melengkapi salah satu tugas Calon Guru Penggerak. Sebagai Calon Guru Penggerak, kami akan merefleksikan seluruh rangkaian kegiatan selama mempelajari modul 1.1, yaitu tentang Filosofis Pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang Pendidikan.
Penulisan jurnal ini menggunakan model refleksi yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway, yang mencakup: 1). Fact, 2). Feeling, 3). Findings, dan 4). Future (4F). Yang diterjemahkan menjadi 4P (1. Peristiwa, 2. Perasaan, 3. Pembelajaran, dan 4. Penerapan). Berikut ini hasil refleksi saya selama mengikuti Pendidikan guru penggerak Angkatan 9 selama dua minggu ini:
Fact (Peristiwa)
Kegiatan Pendidikan Guru Penggerak (PGP) Angkatan 9 resmi dimulai pada hari Rabu, tanggal 16 Agustus 2023, pukul 11.00 s.d 12.00 WIB melalui empat moda yaitu PGP Reguler, PGP Rekognisi, PGP Dasus, dan PGP Intensif. Acara dibuka oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim, B.A., M.B.A, serta Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan melalui Zoom, dihadiri oleh seluruh peserta CGP Angkatan 9 se-Indonesia yang berjumlah 32.203 peserta. Sesi kedua kegiatan dilanjutkan oleh Badan Guru Pembina Provinsi Jawa Timur (BGP Provinsi Jawa Timur) melalui Zoom dan Live Streaming BBGP Jatim mulai pukul 12.00 s.d 16.30 WIB dengan agenda Orientasi Pelaksanaan PGP Angkatan 9. Dalam kegiatan ini, para peserta CGP diberi arahan mengenai rangkaian pelaksanaan kegiatan, termasuk jadwal teknis dan strategi persiapan serta pelaksanaan tugas selama program CGP. Pendidikan Calon Guru Penggerak Angkatan 9 direncanakan berlangsung selama enam bulan, mulai dari tanggal 16 Agustus 2023, hingga 28 April 2023. Proses pembelajaran dimulai pada tanggal 21 Agustus 2023, dengan agenda pengenalan Learning Management System (LMS). Peserta CGP Angkatan 9 diajak untuk mempelajari konten Modul 1.1, yang nantinya akan diikuti oleh forum diskusi bersama fasilitator dalam Ruang Kolaborasi, bersama teman-teman CGP yang tergabung dalam beberapa kelompok.
Pada tanggal 16-18 Agustus 2023, peserta CGP Angkatan 9 melaksanakan pretes Modul 1. Mempelajari Modul 1.1 tentang "Mulai Dari Diri dan Eksplorasi Konsep" dilaksanakan pada tanggal 21 Agustus 2023. Konsep Forum Diskusi dipimpin dan dipandu oleh Fasilitator, Ibu Ninik Widayanti dari Lumajang yang merupakan fasilitator angkatan XV. Dari kegiatan "Mulai dari Diri dan Eksplorasi Konsep," kami memahami pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang Pendidikan dan Pengajaran. Selama diskusi virtual, kami juga berpartisipasi dalam forum diskusi dengan fasilitator pada Modul 1.1a.4.1, eksplorasi konsep yang dilaksanakan melalui Google Meet pada tanggal 22 Agustus 2023.
Kami juga mengikuti ruang kolaborasi dengan fasilitator, Ibu Ninik Widayanti. Saat mengikuti kegiatan ruang kolaborasi kelompok, CGP berdiskusi secara virtual tentang budaya daerah yang mencakup konsep-konsep pemikiran Ki Hajar Dewantara. Fasilitator membuka Forum Diskusi dengan menegaskan tujuan pembelajaran, yaitu agar CGP mampu memberikan refleksi kritis tentang pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam forum diskusi. Di sana, kami berbagi pengalaman dan berdiskusi dengan teman-teman mengenai filosofi Ki Hajar Dewantara dan penerapannya di sekolah.
Selanjutnya, kami diminta untuk membuat karya berupa Demonstrasi Kontekstual pada tanggal 28 Agustus 2023. Materi Elaborasi Pemahaman dilaksanakan pada tanggal 29 Agustus 2023 pukul 15.30 s.d 17.00 WIB dengan dipandu instruktur Ibu Amelia Safitri (amelia.safitri@cikal.co.id). Dalam kegiatan elaborasi konsep, CGP mendapatkan pemahaman mendalam tentang Konsep Dasar Pemikiran Ki Hajar Dewantara dan relevansinya dengan pendidikan Abad 21. Selain itu, CGP diminta untuk membuat pertanyaan di LMS, yang akan dibaca oleh instruktur dan dibahas dalam Google Meet. Dalam kegiatan tersebut, para CGP juga diminta untuk menilai kinerja instruktur.
Feeling (Perasaan)
Selama dua minggu awal sebagai peserta Calon Guru Penggerak (CGP), perasaan yang saya alami sangat khas. Awalnya, ada perasaan khawatir dan cemas yang muncul, terutama terkait dengan ketidakpastian apakah kami akan mampu mengikuti program ini dengan baik dan menyelesaikannya, mengingat Program Pendidikan Guru Penggerak (PGP) ini memerlukan komitmen waktu yang sangat lama. Sebagai seorang pendidik, kekhawatiran dan kecemasan kami lebih dipicu oleh pertanyaan apakah kami bisa efektif membagi waktu antara PGP dengan tugas mengajar di kelas. Namun, seiring berjalannya waktu dan melalui dukungan dari teman-teman CGP Angkatan 9 serta setiap pertemuan yang kami ikuti, perasaan ini mulai teratasi. Akhirnya, muncul tekad kuat dari kami untuk mengikuti dan menyelesaikan Program CGP ini dengan baik.
Kekhawatiran awal menjadi tantangan yang kami terima untuk diatasi, dan kami mulai mencari solusi untuk mengatasi hal tersebut. Dari pengalaman ini, kami belajar untuk meningkatkan kemampuan manajemen waktu dan fokus pada program yang kami jalani. Setelah mengikuti berbagai materi, kami merasa senang karena pemahaman kami tentang pendidikan semakin berkembang, terutama melalui penerapan Filosofi dan pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam konteks pembelajaran.
Selain itu, kami mulai mengubah gaya belajar kami. Awalnya, pendekatan kami lebih bersifat konvensional dengan pembelajaran yang berpusat pada guru. Namun, seiring dengan pemahaman yang mendalam tentang filosofi Ki Hajar Dewantara, pendekatan kami beralih menjadi pembelajaran berpusat pada siswa. Kami mulai lebih berorientasi pada anak-anak dengan memberikan lebih banyak perhatian dan kasih sayang terhadap murid. Kami tidak lagi melihat murid sebagai anak nakal, anak ramai, atau anak yang sulit diatur, melainkan sebagai individu yang memerlukan pendekatan yang berbeda. Melalui serangkaian kegiatan dalam Learning Management System (LMS), kami menyadari bahwa konsep dasar pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara memiliki perbedaan signifikan dengan pemahaman kami sebelumnya tentang pendidikan dan pengajaran.
Semua ini membuka mata kami, dan kami merasa bangga karena mendapatkan pengetahuan baru dan mampu mengaplikasikannya dalam praktik pembelajaran di kelas. Dengan adanya perubahan sikap dan pendekatan, kami yakin bahwa kami dapat menjadi agen perubahan yang positif dalam dunia pendidikan.
Finding (Pembelajaran)
Dari pembelajaran Modul 1.1 tentang Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara, kami berusaha memahami dan mengimplementasikan secara maksimal pemikiran KHD. Pemahaman ini dianggap penting untuk kami sebagai pendidik, dengan tujuan meningkatkan kemampuan pribadi kami. Dengan memahami dasar-dasar pemikiran KHD, kami merasa memiliki persiapan baru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dan pendidikan.
Sebelum mempelajari pemikiran KHD, kami memiliki anggapan bahwa memberikan tindakan tegas kepada peserta didik dapat mengubah perilaku mereka menjadi lebih disiplin dan fokus selama kegiatan belajar. Namun, setelah mempelajari filosofi Pendidikan menurut KHD, kami menyadari bahwa peran kami sebagai pendidik seharusnya lebih seperti pemimpin pembelajaran, minimal untuk teman sejawat atau sekolah. Tujuan utamanya adalah memerdekakan anak-anak dalam mengembangkan kompetensi sesuai bakat dan minat yang dimiliki.
Kami menyadari bahwa pendidikan dan pembelajaran harus selaras dengan kehidupan masyarakat dan kehidupan bangsa agar semangat cinta tanah air senantiasa terpelihara. Pemikiran KHD tentang pendidikan dan pengajaran menekankan bahwa pendidikan adalah usaha persiapan dan persediaan segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya. Artinya, pendidikan merupakan suatu usaha yang fokus pada proses pembentukan mental dan karakter suatu bangsa sesuai dengan lingkungannya.
Setelah mendalami pemikiran KHD dalam pendidikan, kami menyadari bahwa pembelajaran akan menjadi efektif ketika kami mampu memberikan bimbingan kepada peserta didik dengan kesabaran, ketulusan, dan mengutamakan kepentingan peserta didik. Pemahaman ini semakin terdalam setelah melalui diskusi dengan teman-teman CGP, fasilitator, dan instruktur dalam berbagai ruang kolaborasi. Hal ini membantu kami memahami peran kami sebagai pendidik, yaitu sebagai penuntun yang sesuai dengan kodrat alam anak-anak. Dalam pemikiran KHD, peserta didik diharapkan dapat hidup bahagia dan mandiri di masyarakat.
Future (Penerapan)
Setelah mempelajari Modul 1.1, kami berkomitmen untuk menerapkan konsep-konsep yang diperoleh dalam proses pembelajaran di kelas, dengan tujuan agar tujuan pembelajaran sesuai dengan kodrat alam dan lingkungannya. Kami akan mengganti pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru dengan yang berpusat pada murid, dengan harapan menciptakan kelas yang lebih interaktif dan menyenangkan. Anak-anak akan diberi kebebasan dan kesempatan untuk menggali potensi yang dimiliki mereka, sehingga dapat tumbuh menjadi manusia yang seutuhnya.
Kami menyadari bahwa saatnya mengubah paradigma dari memberikan terlalu banyak arahan kepada peserta didik menjadi menuntun peserta didik agar kodrat alam yang mereka miliki sejak lahir dapat berkembang ke arah yang lebih baik dan sesuai dengan perkembangan zamannya. Kami akan secara perlahan mengubah pandangan bahwa anak bukanlah seperti kertas putih yang kosong, melainkan tabula rasa yang sudah memiliki goresan awal, dan tugas pendidik adalah untuk memperkaya dan menebalkan goresan tersebut. Kami juga akan mengubah cara pandang terhadap penilaian, beralih dari orientasi pada nilai/grade menjadi orientasi pada nilai/value dan proses pembelajaran.
Sebagai langkah nyata, kami berencana untuk membuat kesepakatan kelas di awal pembelajaran dan melakukan kolaborasi yang intensif, sehingga dapat menghasilkan pembelajaran yang mandiri dan menyenangkan bagi peserta didik. Kami akan memperhatikan gaya belajar peserta didik untuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, menggunakan berbagai macam media pembelajaran sesuai dengan kebutuhan masing-masing peserta didik. Tujuannya adalah menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif dan mendukung perkembangan optimal setiap peserta didik. Dengan langkah-langkah ini, kami berharap dapat mewujudkan pendekatan pendidikan yang lebih sesuai dengan filosofi dan pemikiran Ki Hajar Dewantara.
Demikian refleksi dwi mingguan saya tentang Modul 1.1 mengenai Pemikiran Filosofis Ki Hajar Dewantara. Terima kasih dan semoga bermanfaat.
Salam Guru Penggerak!
Tergerak, Bergerak, Menggerakkan
0 Comment to "Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.1"
Posting Komentar