Senin, 13 November 2023

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4

Budaya Positif

Oleh :
Achmad Falichul Hidayat, S.Kom
SMP Negeri 2 Lamongan
CGP Angkatan 9 Kab. Lamongan, Jawa Timur

Dalam kesempatan ini, saya akan menyampaikan jurnal refleksi dwi mingguan saya pada Modul 1.4 tentang Budaya Positif. Jurnal refleksi ini menjadi komitmen rutin setiap selesai menyelesaikan materi pada setiap modul, dan merupakan tugas wajib bagi semua Calon Guru Penggerak. Saya akan memaparkan refleksi menggunakan model 4F, yaitu: 1. Facts (Peristiwa), 2. Feelings (Perasaan), 3. Findings (Pembelajaran), 4. Future (Penerapan).

Berikut ini hasil refleksi saya selama mengikuti Pendidikan guru penggerak Angkatan 9 selama dua minggu ini:

Fact (Peristiwa)

Dalam dwi mingguan keempat, dari tanggal 29 September hingga 19 Oktober 2023, seluruh Calon Guru Penggerak Angkatan 9 mempelajari Modul 1.4 dan mengikuti serangkaian kegiatan pelatihan di LMS (Learning Management System) sesuai jadwal yang telah ditentukan, dipandu oleh Pengajar Praktik, Fasilitator, dan Instruktur. Pelatihan ini mengikuti alur MERDEKA, yaitu Mulai dari Diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi, Demonstrasi Kontekstual, Elaborasi Pemahaman, Koneksi Antar Materi, dan Aksi Nyata. Juga, Pendampingan Individu (PI) dilaksanakan sebulan sekali pada tanggal 9-13 Oktober 2023.

Kegiatan dimulai dengan Mulai dari Diri dan Eksplorasi Konsep dengan moda Mandiri pada tanggal 29 September 2023.

Eksplorasi Konsep dilanjutkan pada tanggal 2-5 Oktober 2023 melalui Forum Diskusi. Dalam eksplorasi konsep ini, banyak konsep diperoleh, termasuk disiplin positif, teori kontrol, teori motivasi, hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi.

Video Conference di alur Ruang Kolaborasi sesi 1 dilaksanakan pada hari jumat, tanggal 6 Oktober 2023, pukul 18.00 s.d 20.45 WIB. Kelas dibagi menjadi 3 kelompok sesuai jumlah kasus yang akan dianalisis dalam diskusi. Saya termasuk kelompok 2 bersama rekan Calon Guru Penggerak (CGP) lainnya, yaitu Pak Ubaid, Ibu Umi, dan Ibu Iza. Kelompok ini berdiskusi untuk menganalisis kasus penerapan disiplin positif, yang kemudian dipresentasikan pada Video Conference alur Ruang Kolaborasi sesi 2 pada hari senin, tanggal 9 oktober 2023, pukul 15.00 s.d 17.45 WIB.

Demonstrasi Kontekstual dilaksanakan pada tanggal 10 dan 11 Oktober 2023. Dalam kegiatan ini, CGP berlatih menerapkan segitiga restitusi dengan mengambil dua kasus pembelajaran di sekolah. Tantangan muncul karena CGP diminta untuk mempraktikkan langsung dengan peserta didik sambil direkam untuk diunggah di LMS. Setelah itu, kami melanjutkan untuk membuat aksi nyata yang akan diunggah ke LMS.

Pada hari kamis, tanggal 12 Oktober 2023, pukul 15.30 s.d 17.00 WIB, saya mengikuti sesi elaborasi pemahaman melalui Video Conference (vcon) bersama Instruktur, Bapak bambang Siswanto (201510283072@guruku.id). Dalam sesi ini, beliau memberikan penguatan terkait modul 1.4 budaya positif. Selanjutnya, kami diminta untuk membuat koneksi antara materi sebelumnya dengan materi saat ini, membuat kesimpulan, dan menjawab pertanyaan panduan dalam materi koneksi materi. Setelah itu, kami diwajibkan membuat tabel rancangan aksi nyata.

Pada tanggal 17 oktober, saya mengikuti post tes paket modul 1, di mana saya diberikan waktu satu jam untuk menjawab 20 soal pilihan ganda terkait materi tersebut.

Feeling (Perasaan)

Setelah mempelajari Modul 1.4, perasaan saya menjadi sangat senang dan semakin antusias untuk menerapkan materi yang telah dipelajari. Saat saya mulai menerapkan pembuatan keyakinan kelas, saya menemukan pengalaman yang berbeda dan menarik. Dalam proses ini, murid dengan kesadarannya mengungkapkan nilai-nilai kebajikan dan disiplin positif yang akan diyakininya.

Saat melakukan kegiatan pembuatan keyakinan kelas, perasaan saya menjadi sangat senang karena ternyata murid juga antusias dan aktif dalam melaksanakannya. Saya merasa bahagia melihat partisipasi mereka dalam proses ini. Selain itu, ketika saya terlibat dalam praktik segitiga restitusi untuk memperbaiki kesalahan murid, saya merasakan kepuasan tersendiri. Saat melakukan restitusi, saya sangat menghargai ketulusan murid yang bersedia terbuka mengenai permasalahan yang dihadapi dan bagaimana mereka berkomitmen untuk memperbaikinya.

Pentingnya penghargaan dan ketulusan dalam proses restitusi membuat saya merasa senang dan termotivasi untuk terus melibatkan murid dalam pengambilan tanggung jawab atas tindakan mereka. Selain itu, ketika murid melanggar peraturan dan harus menerima konsekuensi sesuai dengan yang disepakati sebelumnya, saya merasa bahwa hal ini merupakan bagian penting dari proses pembelajaran yang bertanggung jawab dan adil. Perasaan ini semakin memperkuat tekad saya untuk memberikan dampak positif dalam pembelajaran dan perkembangan murid.

Finding (Pembelajaran)

Pembelajaran bermakna yang saya peroleh setelah mempelajari Modul 1.4 tentang budaya positif adalah bahwa sebagai calon guru penggerak, penting untuk menempatkan diri dalam posisi kontrol yang tepat dalam menerapkan budaya positif di sekolah. Posisi kontrol tersebut dapat diibaratkan sebagai manajer, di mana segitiga restitusi menjadi solusi yang efektif ketika ada murid yang melanggar keyakinan kelas.

Penerapan segitiga restitusi sebagai bentuk penyelesaian konflik memberikan dampak positif. Restitusi menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka dan kembali ke kelompok mereka dengan karakter yang lebih kuat (Gossen; 2004). Hal ini memastikan bahwa proses penyelesaian masalah berjalan dengan damai, sambil memperkuat karakter murid. Dengan demikian, mereka tidak hanya menyelesaikan konflik, tetapi juga berkembang menjadi individu yang lebih baik.

Penerapan segitiga restitusi dalam menanggapi pelanggaran keyakinan kelas bukan hanya sebagai tindakan disipliner, tetapi juga sebagai kesempatan untuk mendidik dan memperkuat karakter murid. Pendekatan ini memberikan kontribusi positif terhadap pembentukan identitas dan perkembangan murid, sehingga mereka dapat kembali ke kelompoknya dengan karakter yang lebih kuat dan lebih baik.

Future (Penerapan)

Saya akan berusaha mewujudkan budaya positif dengan mengimplementasikan konsep-konsep terkait, seperti disiplin positif, teori kontrol, teori motivasi, hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, diharapkan bahwa ke depannya saya dapat membangun kerjasama dan kolaborasi yang lebih baik dengan seluruh warga sekolah dan pihak terkait.

Demikian refleksi dwi mingguan saya tentang Modul 1.4 mengenai Budaya Positif. Secara keseluruhan, Modul 1.4 ini mempelajari tentang pentingnya posisi kontrol dan segitiga restitusi menjadi landasan untuk membentuk karakter murid dengan damai dan memperkuat identitas mereka. Saya berharap dapat mengimplementasikan dengan maksimal dari apa yang sudah saya pelajari di modul 1.4 ini. Terima kasih dan semoga bermanfaat.

 

Salam Guru Penggerak!

Tergerak, Bergerak, Menggerakkan

Share this

0 Comment to "Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4"

Posting Komentar