Budaya Positif
Oleh :
Achmad Falichul Hidayat, S.Kom
SMP Negeri 2 Lamongan
CGP Angkatan 9 Kab. Lamongan, Jawa Timur
Dalam
kesempatan ini, saya akan menyampaikan jurnal refleksi dwi mingguan saya pada
Modul 1.4 tentang Budaya Positif. Jurnal refleksi ini menjadi komitmen rutin
setiap selesai menyelesaikan materi pada setiap modul, dan merupakan tugas
wajib bagi semua Calon Guru Penggerak. Saya akan memaparkan refleksi
menggunakan model 4F, yaitu: 1. Facts (Peristiwa), 2. Feelings (Perasaan), 3.
Findings (Pembelajaran), 4. Future (Penerapan).
Berikut
ini hasil refleksi saya selama mengikuti Pendidikan guru penggerak Angkatan 9 selama
dua minggu ini:
Fact
(Peristiwa)
Dalam
dwi mingguan keempat, dari tanggal 29 September hingga 19 Oktober 2023, seluruh
Calon Guru Penggerak Angkatan 9 mempelajari Modul 1.4 dan mengikuti serangkaian
kegiatan pelatihan di LMS (Learning Management System) sesuai jadwal yang telah
ditentukan, dipandu oleh Pengajar Praktik, Fasilitator, dan Instruktur.
Pelatihan ini mengikuti alur MERDEKA, yaitu Mulai dari Diri, Eksplorasi Konsep,
Ruang Kolaborasi, Demonstrasi Kontekstual, Elaborasi Pemahaman, Koneksi Antar
Materi, dan Aksi Nyata. Juga, Pendampingan Individu (PI) dilaksanakan sebulan
sekali pada tanggal 9-13 Oktober 2023.
Kegiatan
dimulai dengan Mulai dari Diri dan Eksplorasi Konsep dengan moda Mandiri pada
tanggal 29 September 2023.
Eksplorasi
Konsep dilanjutkan pada tanggal 2-5 Oktober 2023 melalui Forum Diskusi. Dalam
eksplorasi konsep ini, banyak konsep diperoleh, termasuk disiplin positif,
teori kontrol, teori motivasi, hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru,
kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi.
Video
Conference di alur Ruang Kolaborasi sesi 1 dilaksanakan pada hari jumat, tanggal
6 Oktober 2023, pukul 18.00 s.d 20.45 WIB. Kelas dibagi menjadi 3 kelompok
sesuai jumlah kasus yang akan dianalisis dalam diskusi. Saya termasuk kelompok
2 bersama rekan Calon Guru Penggerak (CGP) lainnya, yaitu Pak Ubaid, Ibu Umi,
dan Ibu Iza. Kelompok ini berdiskusi untuk menganalisis kasus penerapan
disiplin positif, yang kemudian dipresentasikan pada Video Conference alur
Ruang Kolaborasi sesi 2 pada hari senin, tanggal 9 oktober 2023, pukul 15.00
s.d 17.45 WIB.
Demonstrasi
Kontekstual dilaksanakan pada tanggal 10 dan 11 Oktober 2023. Dalam kegiatan
ini, CGP berlatih menerapkan segitiga restitusi dengan mengambil dua kasus
pembelajaran di sekolah. Tantangan muncul karena CGP diminta untuk
mempraktikkan langsung dengan peserta didik sambil direkam untuk diunggah di
LMS. Setelah itu, kami melanjutkan untuk membuat aksi nyata yang akan diunggah
ke LMS.
Pada
hari kamis, tanggal 12 Oktober 2023, pukul 15.30 s.d 17.00 WIB, saya mengikuti
sesi elaborasi pemahaman melalui Video Conference (vcon) bersama Instruktur,
Bapak bambang Siswanto (201510283072@guruku.id). Dalam sesi ini, beliau
memberikan penguatan terkait modul 1.4 budaya positif. Selanjutnya, kami
diminta untuk membuat koneksi antara materi sebelumnya dengan materi saat ini,
membuat kesimpulan, dan menjawab pertanyaan panduan dalam materi koneksi
materi. Setelah itu, kami diwajibkan membuat tabel rancangan aksi nyata.
Pada
tanggal 17 oktober, saya mengikuti post tes paket modul 1, di mana saya
diberikan waktu satu jam untuk menjawab 20 soal pilihan ganda terkait materi
tersebut.
Feeling
(Perasaan)
Setelah
mempelajari Modul 1.4, perasaan saya menjadi sangat senang dan semakin antusias
untuk menerapkan materi yang telah dipelajari. Saat saya mulai menerapkan
pembuatan keyakinan kelas, saya menemukan pengalaman yang berbeda dan menarik.
Dalam proses ini, murid dengan kesadarannya mengungkapkan nilai-nilai kebajikan
dan disiplin positif yang akan diyakininya.
Saat
melakukan kegiatan pembuatan keyakinan kelas, perasaan saya menjadi sangat
senang karena ternyata murid juga antusias dan aktif dalam melaksanakannya.
Saya merasa bahagia melihat partisipasi mereka dalam proses ini. Selain itu,
ketika saya terlibat dalam praktik segitiga restitusi untuk memperbaiki
kesalahan murid, saya merasakan kepuasan tersendiri. Saat melakukan restitusi,
saya sangat menghargai ketulusan murid yang bersedia terbuka mengenai
permasalahan yang dihadapi dan bagaimana mereka berkomitmen untuk
memperbaikinya.
Pentingnya
penghargaan dan ketulusan dalam proses restitusi membuat saya merasa senang dan
termotivasi untuk terus melibatkan murid dalam pengambilan tanggung jawab atas
tindakan mereka. Selain itu, ketika murid melanggar peraturan dan harus
menerima konsekuensi sesuai dengan yang disepakati sebelumnya, saya merasa
bahwa hal ini merupakan bagian penting dari proses pembelajaran yang
bertanggung jawab dan adil. Perasaan ini semakin memperkuat tekad saya untuk
memberikan dampak positif dalam pembelajaran dan perkembangan murid.
Finding
(Pembelajaran)
Pembelajaran
bermakna yang saya peroleh setelah mempelajari Modul 1.4 tentang budaya positif
adalah bahwa sebagai calon guru penggerak, penting untuk menempatkan diri dalam
posisi kontrol yang tepat dalam menerapkan budaya positif di sekolah. Posisi
kontrol tersebut dapat diibaratkan sebagai manajer, di mana segitiga restitusi
menjadi solusi yang efektif ketika ada murid yang melanggar keyakinan kelas.
Penerapan
segitiga restitusi sebagai bentuk penyelesaian konflik memberikan dampak
positif. Restitusi menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan
mereka dan kembali ke kelompok mereka dengan karakter yang lebih kuat (Gossen;
2004). Hal ini memastikan bahwa proses penyelesaian masalah berjalan dengan
damai, sambil memperkuat karakter murid. Dengan demikian, mereka tidak hanya
menyelesaikan konflik, tetapi juga berkembang menjadi individu yang lebih baik.
Penerapan
segitiga restitusi dalam menanggapi pelanggaran keyakinan kelas bukan hanya
sebagai tindakan disipliner, tetapi juga sebagai kesempatan untuk mendidik dan
memperkuat karakter murid. Pendekatan ini memberikan kontribusi positif
terhadap pembentukan identitas dan perkembangan murid, sehingga mereka dapat
kembali ke kelompoknya dengan karakter yang lebih kuat dan lebih baik.
Future
(Penerapan)
Saya
akan berusaha mewujudkan budaya positif dengan mengimplementasikan
konsep-konsep terkait, seperti disiplin positif, teori kontrol, teori motivasi,
hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia,
keyakinan kelas, dan segitiga restitusi. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini,
diharapkan bahwa ke depannya saya dapat membangun kerjasama dan kolaborasi yang
lebih baik dengan seluruh warga sekolah dan pihak terkait.
Demikian
refleksi dwi mingguan saya tentang Modul 1.4 mengenai Budaya Positif. Secara
keseluruhan, Modul 1.4 ini mempelajari tentang pentingnya posisi kontrol dan
segitiga restitusi menjadi landasan untuk membentuk karakter murid dengan damai
dan memperkuat identitas mereka. Saya berharap dapat mengimplementasikan dengan
maksimal dari apa yang sudah saya pelajari di modul 1.4 ini. Terima kasih dan
semoga bermanfaat.
Salam
Guru Penggerak!
0 Comment to "Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4"
Posting Komentar