Categories
Senin, 13 November 2023
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 2.1
PEMBELAJARAN DIFERENSIASI MODEL 4 C: CONNECTION, CHALLENGE, CONCEPT, CHANGE
Oleh :Achmad Falichul Hidayat, S.Kom
SMP Negeri 2 Lamongan
CGP Angkatan 9 Kab. Lamongan, Jawa Timur
Jurnal
refleksi dwimingguan ini saya tulis setelah berpartisipasi dalam proses
pendidikan Angkatan ke-9 Guru Penggerak. Jurnal ini berkaitan dengan pemahaman
saya terhadap Modul 2.1 "Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan
Murid". Dalam menyusun jurnal ini, saya mengadopsi model 4F yang meliputi
Fakta (peristiwa), Feeling (perasaan), Findings (temuan/pembelajaran), dan
Future (rencana tindakan).
Berikut
ini hasil refleksi saya selama mengikuti Pendidikan guru penggerak Angkatan 9 selama
dua minggu ini:
Fact
(Peristiwa)
Dalam
dwi mingguan kelima, dari tanggal 20 oktober hingga 2 nopember 2023, seluruh
Calon Guru Penggerak Angkatan 9 mempelajari Modul 2.1 dan mengikuti serangkaian
kegiatan pelatihan di LMS (Learning Management System) sesuai jadwal yang telah
ditentukan, dipandu oleh Pengajar Praktik, Fasilitator, dan Instruktur.
Pelatihan ini mengikuti alur MERDEKA, yaitu Mulai dari Diri, Eksplorasi Konsep,
Ruang Kolaborasi, Demonstrasi Kontekstual, Elaborasi Pemahaman, Koneksi Antar
Materi, dan Aksi Nyata.
Kegiatan
diawali dengan mengerjakan Pre-test paket modul 2 dan dilanjutkan dengan
mempelajari Mulai dari Diri dan Eksplorasi Konsep dengan moda mandiri pada
tanggal 20 oktober 2023.
Eksplorasi
Konsep dilanjutkan pada tanggal 23-24 oktober 2023 melalui Forum Diskusi. Dalam
eksplorasi konsep ini, banyak konsep diperoleh, termasuk disiplin positif,
teori kontrol, teori motivasi, hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru,
kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi.
Video
Conference di alur Ruang Kolaborasi sesi 1 dilaksanakan pada hari rabu, tanggal
25 Oktober 2023, pukul 15.00 s.d 17.45 WIB. Kelas dibagi menjadi 4 kelompok
sesuai jumlah kasus yang akan dianalisis dalam diskusi. Saya termasuk kelompok 4
(SMA/SMK) bersama rekan Calon Guru Penggerak (CGP) lainnya, yaitu Pak Slamet, dan
Ibu Iza. Kelompok ini berdiskusi untuk menganalisis kasus penerapan disiplin
positif, yang kemudian dipresentasikan pada Video Conference alur Ruang
Kolaborasi sesi 2 pada hari kamis, tanggal 26 oktober 2023, pukul 15.00 s.d
17.45 WIB.
Demonstrasi
Kontekstual dilaksanakan pada tanggal 27 oktober hingga 1 nopember 2023. Di
bagian ini saya saya menyusun RPP untuk pembelajaran berdiferensiasi dalam mata
pelajaran Informatika dan fokus pada materi Sistem Komputer kelas VII.
Pada
hari selasa, tanggal 31 Oktober 2023, pukul 15.30 s.d 17.00 WIB, saya mengikuti
sesi elaborasi pemahaman melalui Video Conference (vcon) bersama Instruktur, Ibu
Reni Nurhapsari (201511896810@guruku.id). Dalam sesi ini, saya sangat bersyukur
karena mendapat panduan yang sangat jelas dari instruktur yang luar biasa, Ibu
Desi Andriani. Beliau memberikan gambaran yang sangat terperinci tentang
penerapan pembelajaran berdiferensiasi di kelas.
Ketika
saya menyusun koneksi antar materi, saya menyadari bahwa semua materi yang
telah saya pelajari dari modul 1.1 hingga 2.1 sangat erat kaitannya dengan
prinsip memberikan prioritas pada proses pendidikan kepada para murid.
Sebagai
tindakan nyata yang telah saya lakukan, saya telah menerapkan pembelajaran
berdiferensiasi pada kelas VII SMP dalam pelajaran Informatika.
Feeling
(Perasaan)
Saya
merasa sangat bersyukur memiliki kesempatan untuk memperdalam pemahaman tentang
Pembelajaran Berdiferensiasi. Materi dan interaksi dengan rekan-rekan telah
membuat saya semakin termotivasi untuk mengimplementasikan pendekatan ini dalam
pengajaran saya.
Saya
merasa optimis dan antusias untuk menjalankan pembelajaran yang lebih mendukung
kebutuhan belajar individu murid saya. Terlibat dalam sesi ruang kolaborasi dan
berdiskusi dengan kelompok telah memperkaya pemahaman saya, dan saya merasa
lebih siap untuk menghadapi tantangan dalam mengelola keragaman di kelas.
Finding
(Pembelajaran)
Dalam
modul ini, saya belajar bahwa Pembelajaran Berdiferensiasi adalah upaya guru
untuk menyesuaikan proses pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan belajar
individu murid. Kunci utama dalam pembelajaran berdiferensiasi adalah merespon
kebutuhan belajar murid dengan cermat. Penting untuk memiliki tujuan
pembelajaran yang jelas, merencanakan respons terhadap kebutuhan belajar murid,
menciptakan lingkungan belajar yang mengundang, mengelola kelas dengan efektif,
dan melakukan penilaian berkelanjutan.
Saya
juga memahami bahwa kebutuhan belajar murid dapat dikategorikan dalam tiga
aspek: kesiapan belajar, minat, dan profil belajar. Kesiapan belajar adalah
kapasitas murid untuk mempelajari materi baru, minat adalah faktor psikologis
yang memengaruhi motivasi belajar, dan profil belajar adalah cara unik murid
dalam memproses informasi.
Dalam
konteks pembelajaran berdiferensiasi, saya menemukan tiga strategi utama:
diferensiasi konten (mengubah materi pembelajaran), diferensiasi proses
(mengubah cara pembelajaran disampaikan), dan diferensiasi produk (mengubah
tugas atau penilaian). Saya merasa sangat tertarik untuk mengimplementasikan
strategi ini dalam kelas saya.
Future
(Penerapan)
Setelah
menyelesaikan modul ini, saya berencana untuk melakukan asesmen formatif awal
untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar individu murid. Saya juga akan
merencanakan dan mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi dalam mata
pelajaran yang saya ajarkan. Saya berharap dapat berkolaborasi lebih intensif
dengan rekan guru, terutama mereka yang memiliki pengalaman dalam pembelajaran
berdiferensiasi.
Selanjutnya,
saya akan berusaha untuk membagikan praktik baik saya dengan rekan-rekan
sejawat agar keberpihakan pada murid dan pembelajaran berdiferensiasi dapat
menjadi budaya di sekolah kami. Saya yakin bahwa pengembangan diri ini akan
membantu saya menjadi guru yang lebih efektif dan responsif terhadap kebutuhan
belajar murid.
Demikian
refleksi dwi mingguan saya tentang Modul 2.1 mengenai Pembelajaran
Berdiferensiasi. Melalui perjalanan ini, saya berharap dapat terus tumbuh dan
memberikan dampak positif pada pembelajaran di sekolah. Terima kasih dan semoga
bermanfaat.
Salam
Guru Penggerak!
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4
Budaya Positif
Oleh :
Achmad Falichul Hidayat, S.Kom
SMP Negeri 2 Lamongan
CGP Angkatan 9 Kab. Lamongan, Jawa Timur
Dalam
kesempatan ini, saya akan menyampaikan jurnal refleksi dwi mingguan saya pada
Modul 1.4 tentang Budaya Positif. Jurnal refleksi ini menjadi komitmen rutin
setiap selesai menyelesaikan materi pada setiap modul, dan merupakan tugas
wajib bagi semua Calon Guru Penggerak. Saya akan memaparkan refleksi
menggunakan model 4F, yaitu: 1. Facts (Peristiwa), 2. Feelings (Perasaan), 3.
Findings (Pembelajaran), 4. Future (Penerapan).
Berikut
ini hasil refleksi saya selama mengikuti Pendidikan guru penggerak Angkatan 9 selama
dua minggu ini:
Fact
(Peristiwa)
Dalam
dwi mingguan keempat, dari tanggal 29 September hingga 19 Oktober 2023, seluruh
Calon Guru Penggerak Angkatan 9 mempelajari Modul 1.4 dan mengikuti serangkaian
kegiatan pelatihan di LMS (Learning Management System) sesuai jadwal yang telah
ditentukan, dipandu oleh Pengajar Praktik, Fasilitator, dan Instruktur.
Pelatihan ini mengikuti alur MERDEKA, yaitu Mulai dari Diri, Eksplorasi Konsep,
Ruang Kolaborasi, Demonstrasi Kontekstual, Elaborasi Pemahaman, Koneksi Antar
Materi, dan Aksi Nyata. Juga, Pendampingan Individu (PI) dilaksanakan sebulan
sekali pada tanggal 9-13 Oktober 2023.
Kegiatan
dimulai dengan Mulai dari Diri dan Eksplorasi Konsep dengan moda Mandiri pada
tanggal 29 September 2023.
Eksplorasi
Konsep dilanjutkan pada tanggal 2-5 Oktober 2023 melalui Forum Diskusi. Dalam
eksplorasi konsep ini, banyak konsep diperoleh, termasuk disiplin positif,
teori kontrol, teori motivasi, hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru,
kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi.
Video
Conference di alur Ruang Kolaborasi sesi 1 dilaksanakan pada hari jumat, tanggal
6 Oktober 2023, pukul 18.00 s.d 20.45 WIB. Kelas dibagi menjadi 3 kelompok
sesuai jumlah kasus yang akan dianalisis dalam diskusi. Saya termasuk kelompok
2 bersama rekan Calon Guru Penggerak (CGP) lainnya, yaitu Pak Ubaid, Ibu Umi,
dan Ibu Iza. Kelompok ini berdiskusi untuk menganalisis kasus penerapan
disiplin positif, yang kemudian dipresentasikan pada Video Conference alur
Ruang Kolaborasi sesi 2 pada hari senin, tanggal 9 oktober 2023, pukul 15.00
s.d 17.45 WIB.
Demonstrasi
Kontekstual dilaksanakan pada tanggal 10 dan 11 Oktober 2023. Dalam kegiatan
ini, CGP berlatih menerapkan segitiga restitusi dengan mengambil dua kasus
pembelajaran di sekolah. Tantangan muncul karena CGP diminta untuk
mempraktikkan langsung dengan peserta didik sambil direkam untuk diunggah di
LMS. Setelah itu, kami melanjutkan untuk membuat aksi nyata yang akan diunggah
ke LMS.
Pada
hari kamis, tanggal 12 Oktober 2023, pukul 15.30 s.d 17.00 WIB, saya mengikuti
sesi elaborasi pemahaman melalui Video Conference (vcon) bersama Instruktur,
Bapak bambang Siswanto (201510283072@guruku.id). Dalam sesi ini, beliau
memberikan penguatan terkait modul 1.4 budaya positif. Selanjutnya, kami
diminta untuk membuat koneksi antara materi sebelumnya dengan materi saat ini,
membuat kesimpulan, dan menjawab pertanyaan panduan dalam materi koneksi
materi. Setelah itu, kami diwajibkan membuat tabel rancangan aksi nyata.
Pada
tanggal 17 oktober, saya mengikuti post tes paket modul 1, di mana saya
diberikan waktu satu jam untuk menjawab 20 soal pilihan ganda terkait materi
tersebut.
Feeling
(Perasaan)
Setelah
mempelajari Modul 1.4, perasaan saya menjadi sangat senang dan semakin antusias
untuk menerapkan materi yang telah dipelajari. Saat saya mulai menerapkan
pembuatan keyakinan kelas, saya menemukan pengalaman yang berbeda dan menarik.
Dalam proses ini, murid dengan kesadarannya mengungkapkan nilai-nilai kebajikan
dan disiplin positif yang akan diyakininya.
Saat
melakukan kegiatan pembuatan keyakinan kelas, perasaan saya menjadi sangat
senang karena ternyata murid juga antusias dan aktif dalam melaksanakannya.
Saya merasa bahagia melihat partisipasi mereka dalam proses ini. Selain itu,
ketika saya terlibat dalam praktik segitiga restitusi untuk memperbaiki
kesalahan murid, saya merasakan kepuasan tersendiri. Saat melakukan restitusi,
saya sangat menghargai ketulusan murid yang bersedia terbuka mengenai
permasalahan yang dihadapi dan bagaimana mereka berkomitmen untuk
memperbaikinya.
Pentingnya
penghargaan dan ketulusan dalam proses restitusi membuat saya merasa senang dan
termotivasi untuk terus melibatkan murid dalam pengambilan tanggung jawab atas
tindakan mereka. Selain itu, ketika murid melanggar peraturan dan harus
menerima konsekuensi sesuai dengan yang disepakati sebelumnya, saya merasa
bahwa hal ini merupakan bagian penting dari proses pembelajaran yang
bertanggung jawab dan adil. Perasaan ini semakin memperkuat tekad saya untuk
memberikan dampak positif dalam pembelajaran dan perkembangan murid.
Finding
(Pembelajaran)
Pembelajaran
bermakna yang saya peroleh setelah mempelajari Modul 1.4 tentang budaya positif
adalah bahwa sebagai calon guru penggerak, penting untuk menempatkan diri dalam
posisi kontrol yang tepat dalam menerapkan budaya positif di sekolah. Posisi
kontrol tersebut dapat diibaratkan sebagai manajer, di mana segitiga restitusi
menjadi solusi yang efektif ketika ada murid yang melanggar keyakinan kelas.
Penerapan
segitiga restitusi sebagai bentuk penyelesaian konflik memberikan dampak
positif. Restitusi menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan
mereka dan kembali ke kelompok mereka dengan karakter yang lebih kuat (Gossen;
2004). Hal ini memastikan bahwa proses penyelesaian masalah berjalan dengan
damai, sambil memperkuat karakter murid. Dengan demikian, mereka tidak hanya
menyelesaikan konflik, tetapi juga berkembang menjadi individu yang lebih baik.
Penerapan
segitiga restitusi dalam menanggapi pelanggaran keyakinan kelas bukan hanya
sebagai tindakan disipliner, tetapi juga sebagai kesempatan untuk mendidik dan
memperkuat karakter murid. Pendekatan ini memberikan kontribusi positif
terhadap pembentukan identitas dan perkembangan murid, sehingga mereka dapat
kembali ke kelompoknya dengan karakter yang lebih kuat dan lebih baik.
Future
(Penerapan)
Saya
akan berusaha mewujudkan budaya positif dengan mengimplementasikan
konsep-konsep terkait, seperti disiplin positif, teori kontrol, teori motivasi,
hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia,
keyakinan kelas, dan segitiga restitusi. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini,
diharapkan bahwa ke depannya saya dapat membangun kerjasama dan kolaborasi yang
lebih baik dengan seluruh warga sekolah dan pihak terkait.
Demikian
refleksi dwi mingguan saya tentang Modul 1.4 mengenai Budaya Positif. Secara
keseluruhan, Modul 1.4 ini mempelajari tentang pentingnya posisi kontrol dan
segitiga restitusi menjadi landasan untuk membentuk karakter murid dengan damai
dan memperkuat identitas mereka. Saya berharap dapat mengimplementasikan dengan
maksimal dari apa yang sudah saya pelajari di modul 1.4 ini. Terima kasih dan
semoga bermanfaat.
Salam
Guru Penggerak!
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.3
Visi Guru PenggeraK
Oleh :Achmad Falichul Hidayat, S.Kom
SMP Negeri 2 Lamongan
CGP Angkatan 9 Kab. Lamongan, Jawa Timur
Dalam
kesempatan ini, saya ingin menyampaikan refleksi dwi mingguan terkait Modul 1.3
tentang visi guru penggerak. Jurnal ini menjadi sarana bagi saya untuk merenung
setelah mengikuti kegiatan pendidikan, dan saya berkomitmen untuk secara rutin
menulisnya setiap dua minggu.
Pertama-tama,
saya ingin berbicara tentang peristiwa-peristiwa yang saya alami selama
kegiatan pembelajaran pada Modul 1.3. Saya berhasil menyelesaikan semua materi
yang disajikan dan merasa telah memperoleh banyak pengetahuan baru. Peristiwa
tersebut menjadi landasan utama dalam tulisan refleksi ini.
Selanjutnya,
mari kita bahas perasaan saya selama kegiatan tersebut. Saya merasa antusias
dan termotivasi untuk terus belajar. Pemahaman tentang visi guru penggerak
membawa dampak positif pada semangat dan dedikasi saya sebagai calon guru
penggerak.
Berbicara
tentang pembelajaran, saya menggunakan pendekatan model 4F, yaitu Fact
(peristiwa), Feeling (perasaan), Findings (pembelajaran), dan Future
(penerapan). Sebagai fakta, saya mengenali bahwa visi guru penggerak bukan
hanya sebatas konsep, tetapi juga menjadi landasan bagi transformasi
pendidikan. Perasaan antusias tersebut juga tercermin dalam pembelajaran saya,
di mana saya merasa semakin siap untuk menjadi agen perubahan di dunia
pendidikan.
Dari
segi pembelajaran, saya menemukan bahwa visi guru penggerak membuka ruang untuk
meningkatkan kualitas pendidikan. Saya memahami pentingnya memiliki visi yang
jelas dan kemampuan untuk menginspirasi orang lain. Ini menjadi temuan berharga
yang akan saya terapkan dalam perjalanan karier pendidikan saya.
Ketika
berpikir ke depan, saya merencanakan untuk menerapkan visi guru penggerak ini
dalam tindakan sehari-hari saya sebagai calon guru. Saya ingin menjadi pemimpin
yang dapat memotivasi dan membimbing siswa serta rekan kerja menuju perubahan
positif dalam dunia pendidikan.
Berikut
ini hasil refleksi saya selama mengikuti Pendidikan guru penggerak Angkatan 9 selama
dua minggu ini:
Fact
(Peristiwa)
Pada
minggu ketiga bulan september 2023, tepatnya pada hari senin, 18 september
2023, saya memulai proses pembelajaran materi "Mulai dari Diri" dan
"Eksplorasi Konsep" secara mandiri, sesuai dengan arahan dari Ibu Ninik
Widayanti sebagai fasilitator. Modul 1.3 memiliki serangkaian tahapan kegiatan
yang telah saya lalui, yakni Mulai dari Diri, Eksplorasi Konsep, Ruang
Kolaborasi, Demonstrasi Kontekstual, Elaborasi Pemahaman, Koneksi Antar Materi,
dan Aksi Nyata.
Pada
tahap Mulai dari Diri, saya merumuskan visi sebagai seorang guru penggerak yang
sesuai dengan profil pelajar Pancasila. Saya menyadari pentingnya memiliki visi
yang berpihak pada murid sebagai dasar segala inisiatif perubahan dalam
pendidikan. Visi dianggap sebagai harapan besar yang diinginkan di masa depan,
dan sebagai guru, saya harus mampu menyusun visi yang melampaui zamannya.
Dalam
tahap Eksplorasi Konsep, saya memahami betapa krusialnya visi yang mendukung
murid sebagai landasan bagi inisiatif perubahan dalam dunia pendidikan. Saya
menyadari bahwa guru bukan hanya mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi juga
bertanggung jawab atas kesuksesan murid dalam melangkah ke jenjang pendidikan
yang lebih tinggi.
Untuk
mewujudkan visi tersebut dan menjalankan proses perubahan, saya diperkenalkan
pada pendekatan atau paradigma yang disebut Inkuiri Apresiatif (IA). IA
merupakan pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis
kekuatan, menggunakan prinsip utama psikologi positif dan pendidikan positif.
Pendekatan IA diterapkan melalui tahapan BAGJA: Buat pertanyaan, Ambil
pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana, dan Atur eksekusi.
Pada
hari rabu tanggal 20 September 2023, diadakan forum diskusi melalui Ruang
Kolaborasi LMS pada pukul 15.00 s.d 18.00. Dalam forum ini, kami saling
berdiskusi, menyampaikan pendapat, dan memberikan komentar terhadap pendapat
teman-teman lain. Kami diminta untuk membuat prakarsa perubahan dan merumuskan
tahapan BAGJA sesuai dengan prakarsa perubahan kelompok.
Hasil
diskusi kelompok dipresentasikan secara bergantian pada hari kamis tanggal 21
september 2023 pukul 15.00 s.d 18.00 WIB sesuai dengan tugas masing-masing dan
didampingi oleh Fasilitator Ibu Ninik Widayanti. Diskusi berjalan dengan sangat
antusias dan produktif, dengan adanya pertukaran pendapat yang memperkaya
pemahaman kami tentang alur BAGJA. Masukan dari kelompok lain membuat ide
sederhana kami menjadi kuat dan inspiratif sebagai inovasi prakarsa perubahan
BAGJA.
Pada
tanggal 22 September 2023, kami mempelajari materi Demonstrasi Kontekstual dan
ditugaskan untuk membuat tugas yang harus diunggah ke dalam LMS untuk
meningkatkan pemahaman tentang materi yang telah dipelajari. Saya memilih
menggunakan format PDF untuk tugas demonstrasi kontekstual ini.
Pada
tanggal 26 September 2023, kami mengikuti sesi virtual dengan Instruktur Bapak
Munajat (201511579412@guruku.id), dalam tahap Elaborasi Pemahaman sebagai
penguatan untuk Modul 1.3. Dalam sesi ini, kami belajar menentukan kalimat visi
yang sesuai dengan profil pelajar Pancasila, menentukan prakarsa perubahan yang
menantang, bermakna kontekstual, dan relevan. Kami memahami bahwa prakarsa
perubahan merupakan bagian integral dari visi yang ingin dicapai. Kami juga
membuat tahapan BAGJA untuk rencana perubahan di tempat kerja, dengan
menggunakan paradigma dan pendekatan Inkuiri Apresiatif, serta berkomitmen
menjalankan semua rencana perubahan tersebut di sekolah.
Feeling
(Perasaan)
Selama
mempelajari Modul 1.3 tentang visi Guru Penggerak, perasaan saya terutama
mencakup rasa senang dan semakin termotivasi untuk mendalami peran pendidikan
guru penggerak. Kesemangan ini melahirkan kebersemangan dan keyakinan dalam
menerapkan visi yang telah saya susun. Saya merasa bersemangat untuk
mengimplementasikan rencana perubahan yang telah dirancang dengan teliti. Rasa
semangat dan motivasi ini menjadi pendorong untuk menciptakan budaya positif
dalam menjalankan prakarsa perubahan, sehingga visi yang saya miliki dapat
terwujud.
Saya
aktif mengelola waktu dengan sebaik-baiknya tanpa mengabaikan kegiatan lain,
baik di lingkungan sekolah, di rumah, maupun dalam masyarakat. Hal ini sebagai
bentuk tanggung jawab saya dalam menerapkan konsep yang saya pelajari dari
Modul 1.3. Aksi nyata mulai saya lakukan dalam konteks kelas dan lingkungan
sekolah sebagai langkah konkret untuk mewujudkan visi guru penggerak yang saya
miliki.
Finding
(Pembelajaran)
Setelah
menjalani pembelajaran Modul 1.3, saya berhasil menarik beberapa temuan
berharga terkait kepemimpinan perubahan positif. Saya menyadari bahwa dalam
memimpin perubahan, strategi yang terencana dan pemahaman terhadap inkuiri
apresiatif sebagai paradigma sangatlah penting. Tahapan BAGJA, yang merupakan
singkatan dari Buat pertanyaan utama, Ambil pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan
rencana, dan Atur eksekusi, merupakan model manajemen perubahan yang diadopsi
dari model 5D (Define, Discover, Dream, Design, Deliver) dalam kerangka inkuiri
apresiati.
Saya
memahami bahwa menyusun BAGJA bisa dilakukan dengan pendekatan Amati, Tiru, dan
Modifikasi. Proses ini memungkinkan kita untuk belajar dari keberhasilan orang
lain, dan kemudian mengadaptasi konsep tersebut ke dalam konteks perubahan yang
kita inginkan. Selain itu, saya menyadari bahwa melakukan perubahan positif
tidak selalu dimulai dengan mengidentifikasi masalah, tetapi lebih kepada fokus
pada kekuatan yang telah ada, sehingga pemikiran kita dapat dialihkan kepada
hal-hal yang positif.
Pentingnya
merumuskan visi sebagai guru penggerak juga menjadi salah satu pembelajaran
signifikan dari modul ini. Merumuskan visi tidak hanya tentang memiliki
gambaran masa depan, tetapi juga berkaitan dengan kemampuan untuk merumuskan
prakarsa perubahan yang konkret. Tahapan BAGJA memberikan kerangka kerja yang
sistematis untuk merencanakan dan mengimplementasikan perubahan.
Dengan
memahami konsep-konsep tersebut, saya merasa lebih siap dan terlatih untuk
menjalankan peran sebagai guru penggerak, yang mampu memimpin perubahan positif
dalam dunia pendidikan.
Future
(Penerapan)
Setelah
menyelesaikan modul 1.3 tentang visi guru penggerak, saya berkomitmen untuk
menerapkan dan mewujudkan visi pribadi, yaitu "Menciptakan sekolah yang
berpihak pada siswa untuk membentuk insan berkarakter dan memiliki kemampuan
abad 21 sesuai dengan profil Pelajar Pancasila." Sebagai langkah konkret,
saya akan menerapkan prakarsa perubahan yang telah saya rumuskan, yaitu
"Pembentukan karakter peserta didik."
Rencana
perubahan ini telah saya susun sesuai dengan tahapan BAGJA, dengan merinci
pertanyaan-pertanyaan yang relevan dalam setiap langkahnya. Selanjutnya, saya
akan fokus pada pembelajaran yang berpihak pada murid dan menciptakan
lingkungan pembelajaran yang nyaman. Rencana ini juga melibatkan inovasi
terus-menerus dalam mengembangkan ide-ide baru dalam proses pembelajaran.
Penting
untuk mencapai visi dan prakarsa perubahan, oleh karena itu, saya akan aktif
berkolaborasi dengan rekan sejawat dan pihak sekolah. Kerjasama ini akan
membantu dalam mengimplementasikan rencana perubahan secara lebih efektif dan
menyeluruh. Saya juga berencana melaksanakan refleksi pembelajaran secara rutin
bersama siswa dan rekan sejawat untuk mendapatkan masukan dan evaluasi yang
konstruktif.
Sebagai
seorang guru penggerak, saya berkomitmen untuk menjadi teladan di sekolah,
mendukung perkembangan karakter siswa, dan selalu berpihak pada kepentingan
murid. Melalui upaya bersama dengan seluruh pihak terkait, saya optimis dapat
mewujudkan visi dan prakarsa perubahan sebagai kontribusi positif dalam dunia
pendidikan.
Demikian
refleksi dwi mingguan saya tentang Modul 1.3 mengenai Visi Guru Penggerak. Secara
keseluruhan, Modul 1.3 telah memberikan saya wawasan yang berharga dan
memotivasi untuk terus berkembang sebagai seorang guru penggerak. Refleksi ini
menjadi tonggak penting dalam perjalanan pendidikan saya, dan saya berharap
dapat terus mengembangkan diri melalui pembelajaran yang inspiratif ini. Terima
kasih dan semoga bermanfaat.
Salam
Guru Penggerak!
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.2
Nilai dan Peran Guru PenggeraK
Oleh :
Achmad Falichul Hidayat, S.Kom
SMP Negeri 2 Lamongan
CGP Angkatan 9 Kab. Lamongan, Jawa Timur
Pada kesempatan ini, saya akan berbagi pengalaman selama proses mempelajari Modul 1.2 tentang Nilai dan Peran Guru Penggerak. Tulisan/jurnal pengalaman ini merupakan refleksi diri setelah saya mengikuti kegiatan Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 9 yang ditulis secara rutin setiap dua mingguan. Dalam menulis jurnal refleksi ini, saya menggunakan model 1 yang diprakarsai oleh Dr. Roger Greenaway, yaitu model 4F (Facts, Feelings, Findings, Future) yang dapat diterjemahkan menjadi 4P (Peristiwa, Perasaan, Pembelajaran, dan Penerapan). Berikut adalah jurnal refleksi dwimingguan Modul 1.2. Nilai dan Peran Guru Penggerak.
1. Facts (Peristiwa)
Peristiwa: Ini adalah serangkaian kejadian/kegiatan yang terjadi selama dua minggu dalam mempelajari Modul 1.2. Pada tanggal 1 September 2023, saya mulai mempelajari modul 1.2 tentang Nilai dan Peran Guru Penggerak. Saya mengikuti alur M-E-R-D-E-K-A, yaitu:
- Mulai dari Diri: Saya memulai mempelajari modul 1.2 dengan membuka tautan "Mulai dari Diri." Konsep ini bertujuan untuk memahami konsep diri sendiri. Dengan mengenal diri dan memahaminya, kita dapat merespons suatu hal dengan lebih baik, bukan sekadar terpengaruh oleh situasi atau emosi. Saya mendapat tugas untuk membuat trapesium usia dan menjelaskan isi dari trapesium usia tersebut. Selain itu, saya juga memaparkan peran saya sebagai guru penggerak. Dalam kegiatan ini, saya diberikan tugas untuk menggambarkan diri saya sebagai guru penggerak di masa depan. Tugas ini mencakup peran saya sebagai guru penggerak di sekolah.
- Eksplorasi Konsep : Pada tanggal 4 September 2023, saya memulai pembelajaran pada bagian eksplorasi konsep, fokus pada topik utama yaitu Nilai Kemanusiaan: Kebajikan Universal. Materi ini terdiri dari tiga subtopik, yakni: 1) Bagaimana Manusia Tergerak, 2) Bagaimana Manusia Merdeka Bergerak, dan 3) Bagaimana Menggerakkan Manusia: Menuntun Kekuatan Kodrat Manusia. Selanjutnya, kegiatan dilanjutkan dengan forum diskusi mengenai nilai dan penerapan peran Guru Penggerak di sekolah. Dalam forum diskusi, peserta diharapkan dapat memaparkan ide dan konsep pemahaman serta merespons ide peserta CGP lainnya.
- Ruang Kolaborasi : Ruang kolaborasi dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama adalah diskusi dengan anggota kelompok, dan sesi kedua adalah presentasi hasil diskusi kelompok. Ruang Kolaborasi dipandu dan difasilitasi oleh Ibu Ninik Widayanti, S.Pd., M.Pd selaku Fasilitator. Kegiatan ruang kolaborasi sesi pertama ini dilaksanakan secara daring melalui Gmeet pada Hari Rabu tanggal 6 September 2023 pukul 15.30 - 17.45 WIB. Sementara itu, presentasi hasil diskusi pada ruang kolaborasi dua dilaksanakan pada hari Kamis, 7 September 2023 pukul 18.00 - 20.15 WIB.
- Demonstrasi Kontekstual : Pada kegiatan ini, saya mendapatkan tugas untuk menggambarkan diri saya sebagai guru penggerak di masa depan. Dalam tugas ini memaparkan peranan sebagai guru penggerak yang dilaksanakan disekolah.
- Elaborasi Pemahaman : Saya melakukan elaborasi pemahaman dengan instruktur melalui Gmeet pada hari Selasa, 12 September 2023, pukul 13.00 - 14.30 WIB. Instruktur yang memandu kegiatan elaborasi adalah Bapak Suhada (201512408628@guruku.id). Berikut kegiatan ruang elaborasi pemahaman. Terkait kegiatan ini, saya juga mendapatkan tugas untuk menggambarkan diri saya sebagai guru penggerak di masa depan, memaparkan peranan guru penggerak yang akan dilaksanakan di sekolah.
- Koneksi Antar Materi : Dalam kegiatan ini, saya mengaitkan antarmateri dari modul 1.1 dan modul 1.2. Tugas dalam bagian ini adalah membuat refleksi dengan model 4P.
- Pendampingan Individu 1 : Selain mengikuti alur M-E-R-D-E-K-A, pada hari Kamis, 14 September 2023, saya juga mengikuti Pendampingan Individu (PI) bersama pengajar praktik kelompok saya, yaitu Ibu Tri Hendra Puji Astutik. Dalam PI, Ibu Tri menggali pemahaman saya tentang materi di LMS, harapan/kekhawatiran menjadi guru penggerak, aksi nyata, dan portofolio digital. Ibu Tri juga memberikan motivasi untuk tetap sukses dalam kegiatan Pendidikan Guru Penggerak ini.
2. Perasaan (Feelings)
Setelah mempelajari modul 1.2 dan mengikuti serangkaian kegiatan, baik secara mandiri maupun virtual, saya merasa bersemangat dan termotivasi untuk melanjutkan kegiatan ini. Pemahaman saya tentang nilai dan peran guru penggerak membuat saya menyadari pentingnya peran ini dalam mewujudkan perubahan pendidikan di Indonesia. Saya merasa tertantang untuk mengerjakan tugas-tugas ini di sela-sela waktu pekerjaan saya sebagai guru.
Kegiatan kolaborasi, elaborasi, pendampingan, dan lokakarya memberikan pengalaman yang menyenangkan, memungkinkan saya berkomunikasi dan berdiskusi dengan calon guru penggerak lainnya. Berkolaborasi dengan CGP lain memberikan pencerahan dalam berbagi pengalaman dan praktik di sekolah masing-masing. Harapan saya adalah dapat mengimplementasikan konsep-konsep dalam Pendidikan Guru Penggerak ini.
3. Pembelajaran (Findings)
Materi pada Modul 1.2 menarik, membahas perilaku individu yang dipengaruhi oleh pola pikir dan motivasi. Materi tentang cara kerja otak manusia memberikan pencerahan tentang komunikasi yang sesuai dengan karakter individu. Saya belajar tentang 5 kebutuhan dasar manusia, nilai dan peran guru penggerak. Modul ini memberikan motivasi dan pencerahan untuk pengembangan diri sebagai guru penggerak di masa depan.
4. Penerapan (Future)
Setelah memahami nilai dan peran guru penggerak di Modul 1.2, saya termotivasi untuk menerapkannya. Rencana penerapan ini melibatkan merancang pembelajaran berpihak pada murid, mengikuti seminar untuk pengembangan diri, refleksi diri, kolaborasi dengan rekan dan pemangku kebijakan, serta inovasi dalam pembelajaran. Saya berharap dapat mengimplementasikan nilai dan peran guru penggerak ini untuk mendukung perubahan positif dalam pendidikan.
Demikian refleksi dwi mingguan saya tentang Modul 1.2 mengenai Nilai dan Peran Guru Penggerak. Terima kasih dan semoga bermanfaat.
Salam Guru Penggerak!
Tergerak, Bergerak, Menggerakkan
Weekly
-
Lampu lalu lintas (Traffic light) adalah salah satu komponen penting dalam mengatur lalu lintas di jalan raya. Dalam artikel ini, kita akan ...